Palembang , Detik News TV -Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang olahraga (cabor) Wushu Indonesia (WI) Sumatera Selatan (Sumsel) bertekad merebut medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
“Tahun 2022 kita sudah memiliki atlet baru di daerah agar dapat meraih medali emas di PON 2024,” tegas Ketua Umum Pengprov WI Sumsel Asrul Indrawan.
Asrul menyampaikan hal itu pada Rapat Kerja (Raker) Provinsi WI Sumsel tahun 2021 di Hotel Swarna Dwipa, Minggu (4/4/2021). Raker dihadiri Ketua Umum KONI Sumsel Hendri Zainuddin dan dibuka Asisten III Pemprov Sumsel bidang Administrasi dan Umum Profesor Edward Juliarta.
Asrul menyampaikan, Raker digelar untuk sinergi antara KONI dan Pemprov Sumsel. Kemudian, menyiapkan pelatihan juri, wasit, pelatih dan meningkatkan pembinaan atlet.
Ketua KONI Sumsel Hendri Zainuddin menerima plakat dari Pengprov Wushu Indonesia Sumsel.
“Olahraga wushu sudah stabil.
Saya harus kerja keras lebih baik dari sebelumya dan membuat terobosan penting. Tahun ini direncanakan ada kejuaraan terbuka untuk tingkat nasional sebagai penyemangat atlet dan sparing partner atlet,” tegasnya.
Ketua Umum KONI Sumsel Hendri Zainuddin mengatakan, wushu termasuk dari 30 persen cabor yang serius dalam menjalankan roda organisasi olahraga, seperti melaksanakan musyarawarah olahraga, rapat kerja, kejuaraan daerah dan pembinaan atlet.
“Kami yakin wushu dapat menyumbang medali emas di PON 2024. Meski begitu, pembinaan wushu harus merata di seluruh kabupaten kota, jangan sampai jomblang (timpang),” kata Hendri.
Melalui Raker, kata Hendri, dapat mempelopori pembinaan yang terukur, terlatih dan profesional. Raker diharapkan dapat menghasilkan keputusan terbaik untuk wushu Sumsel.
“Insya Allah tahun ini ada bantuan cabor Rp100 juta, bantuan dari Gubernur melalui Dinas Pemuda dan Olahraga. Nanti belikan peralatan yang dibutuhkan wushu menuju PON 2024,” katanya.
Asisten III Pemprov Sumsel Profesor Edward Juliarta meminta wushu Sumsel melakukan pemetaan sesuai kondisi saat ini dan jangan imaginatif.
“Lakukan pemetaan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam organisasi, karena kita terkadang malu untuk mengakuinya. Cek apa yang menjadi penyakit dari organisasi,” kata Prof Edward.(DAENG)