Gubernur HD Dan Keluarga Besar KONI Sumsel Hadiri Akad Nikah Anak Ketua Harian l

Loading

 

 

 

Palembang, (Detiknews.tv)  – Akad Nikah Muhammad Ari Kurniawan bin H Syamsul Bahri dengan Nur Ayu Tahiya Saputri binti H Ahmad Taher SAg SH yang merupakan Ketua Harian KONI Sumatera Selatan dihadiri langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (HD) pada Jumat(27/11) di jalan PHDM II kota Palembang.

Gubernur Sumsel, Herman Deru saat itu menyampaikan permohonan maafnya dikarenakan tidak bisa menyaksikan secara langsung akad nikah dikarenakan ada tamu dari pusat.

“ saya mohon maaf kepada kedua mempelai dan kelurga pengantin tidak bisa menyaksikan prosesi akad nikah tadi, dikarenakan harus menerima tamu dari jakarta, namun saya ucapkan selamat menempuh hidup baru semoga dapat menjadi pasangan yang serasi, sakina mawaddah warohmah,” kata HD.

Pengantin pria Ari yang perupakan seorang Pegawai pertamina di Palembang dan  mengaku menjalin hubungan kurang lebih selama tiga tahun.

Ari juga menjelaskan bahwa mantan kekasihnya itu merupakan adik tingkatnya pada saat kuliah di univesitas yang sama, “ Ayu Merupakan adik tingkat saya, dan alhadulilah kami berjodoh dan melangsungkang akad nikah pada hari ini.

Mengusung adat Bugis-Makassar, mereka melangsungkan akad nikah di Kompleks PHDM II Kalidoni Palembang dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat.

Sebelum akad nikah digelar, prosesi adat Bugis yakni angngaru, dilangsungkan lebih dulu. Angngaru sendiri merupakan tradisi masyarakat Gowa yang awalnya hanya boleh dilakukan prajurit ketika hendak perang.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk sumpah setia mereka pada raja. Namun, kebiasaan tersebut bergeser seiring waktu hingga kemudian dipraktikkan dalam prosesi pernikahan.

Jamal salah satu panitia pernikahan menuturkan, Tradisi ini biasanya berupa ungkapan kata-kata puitis mengandung nilai sastra yang diucapkan dalam bahasa Makassar. Kendati, dalam pernikahan Ayu-Arie dilambangkan lewat adegan pencak silat diiringi tabuhan musik khas Sulawesi Selatan.

Untuk diketahui, bahwa masyarakat yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan khususnya suku Bugis Makassar sangat melestarikan budaya asli mereka. Apalagi saat melangsungkan pernikahan atau perkawinan. Banyak ritual-ritual sakral yang dilakukan dalam prosesi pernikahan adat Bugis. Selain memiliki makna yang mendalam, rangkaian ritual ini bertujuan agar perkawinan berjalan dengan lancar dan mendapat restu dari Tuhan. Beginilah rangkaian prosesi pernikahan suku Bugis.

Mulai dari pertama, Mammanu’-manu’r. Proosesi ini dilakukan sebelum upacara pernikahan. Calon mempelai laki-laki akan mendatangi orangtua mempelai perempuan dan meminta izin untuk mempersunting gadis pujaannya. Momen ini juga dimanfaatkan untuk membahas besaran nilai uang panai dan mahar, jika memang keluarga mempelai perempuan menerima pinangan sang laki-laki.

Kemudian Mapetuada yaitu setelah tahap mammanu’-manu’ selesai, prosesi pernikahan adat Bugis selanjutnya adalah tahap mappetuada. Acara mappetuada ini bertujuan untuk mengumumkan apa yang telah disepakati sebelumnya mengenai tanggal pernikahan, mahar dan lain-lain. Biasanya di mappetuada, pinangan diresmikan dengan diberikan hantaran berupa perhiasan kepada pihak perempuan.

Kemudian ketiga Mappasau Botting & Cemme Passih. Bahwa setelah menyebarkan undangan pernikahan, mappasau botting, yang berarti merawat pengantin, adalah ritual awal dalam upacara pernikahan. Acara ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut sebelum hari H. Selama tiga hari tersebut pengantin menjalani perawatan tradisional seperti mandi uap dan menggunakan bedak hitam dari campuran beras ketan, asam Jawa dan jeruk nipis. Cemme passih sendiri merupakan mandi tolak balak yang dilakukan untuk meminta perlindungan Tuhan dari bahaya. Upacara ini umumnya dilakukan pada pagi hari, sehari sebelum hari H.

Keempat Mappanre Temme yakni karena mayoritas suku Bugis memeluk agama Islam, pada sore hari sehari sebelum hari pernikahan, diadakan acara mappanre temme atau khatam al-Quran dan pembacaan barzanji yang dipimpin oleh seorang imam.

Kelima Mappacci / Tudammpenni. Mappacci sendiri merupakan prosesi siraman. Prosesi siraman ini bertujuan untuk tolak bala dan membersihkan calon mempelai lahir dan batin. Biasanya air siraman atau mappasili diambil dari tujuh mata air dan juga berisi tujuh macam bunga. Selain itu terdapat juga koin di dalam air mappasili.

Selesai mappasili, tamu undangan yang hadir akan berebut koin yang terdapat di dalam air mappasili. Koin yang didapatkan akan diberikan kepada anaknya yang belum menikah. Ada kepercayaan di orang-orang Bugis Makassar kalau anaknya akan mudah mendapatkan jodoh setelah memiliki koin tersebut. Selain itu, saudara dan sepupu dari calon mempelai yang belum menikah biasanya akan ikut dimandikan setelah calon mempelai selesai. Semua itu dilakukan agar saudara dan sepupu dari calon mempelai juga menjadi enteng jodoh.

Keenam Mappenre Botting. Mappenre botting berarti mengantar mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan. Mempelai laki-laki diantar oleh iring-iringan tanpa kehadiran orangtuanya. Iring-iringan tersebut biasanya terdiri dari indo botting (inang pengantin) dan passepi (pendamping mempelai).

Ketujuh Madduppa Botting. Setelah mappenre botting, dilakukan madduppa botting atau penyambutan kedatangan mempelai laki-laki. Penyambutan ini biasanya dilakukan oleh dua orang penyambut (satu remaja perempuan dan satu remaja laki-laki), dua orang pakkusu-kusu (perempuan yang sudah menikah), dua orang pallipa sabbe (orangtua laki-laki dan perempuan setengah baya sebagai wakil orangtua mempelai perempuan) dan seorang perempuan penebar wenno.

Kedelapan Mappasikarawa / Mappasiluka. Setelah akad nikah, mempelai laki-laki dituntun menuju kamar mempelai perempuan untuk melakukan sentuhan pertama. Bagi suku Bugis, sentuhan pertama mempelai laki-laki memegang peran penting dalam keberhasilan kehidupan rumah tangga pengantin.

Kesembilan Marola / Mapparola

Pada tahapan ini, mempelai perempuan melakukan kunjungan balasan ke rumah mempelai lelaki. Bersama dengan iring-iringannya, pengantin perempuan membawa sarung tenun sebagai hadiah pernikahan untuk keluarga suami.

Kesepuluh Mallukka Botting

Dalam prosesi ini, kedua pengantin menanggalkan busana pengantin mereka. Setelah itu pengantin laki-laki umumnya mengenakan celana panjang hitam, kemeja panjang putih dan kopiah, sementara pengantin perempuan menggunakan rok atau celana panjang, kebaya dan kerudung. Kemudian pengantin laki-laki dililitkan tubuhnya dengan tujuh lembar kain sutera yang kemudian dilepas satu persatu.

Kesebelas Ziarah

Sehari setelah hari pernikahan berlangsung, kedua pengantin, bersama dengan keluarga pengantin perempuan melakukan ziarah ke makam leluhur. Ziarah ini merupakan bentuk penghormatan dan syukur atas pernikahan yang telah berlangsung lancar.

Keduabelas Massita Beseng. Sebagai penutup rangkaian acara pernikahan, kedua keluarga pengantin bertemu di rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun tali silaturahmi antara kedua keluarga.

“Demikianlah prosesi pernikahan adat Bugis yang bisa diketahui. Banyak dari masyarakat kadang lebih memilih pernikahan modern daripada tradisional karena dianggap lebih sederhana. Namun nggak ada salahnya juga ketika kamu mengikuti prosesi secara tradisional. Selain melestarikan budaya pernikahan juga akan lebih berwarna” jelas Jamal.

Resepsi pernikahan tersebut juga dihadiri tokoh-tokoh penting di Sumatera Selatan, diantaranya, , Herman Deru (HD), keluarga besar, rekan-rekan dari KONI Sumsel, Sekretaris Umum KONI Sumsel Ir Suparman Romans dan jajaran pengurus, para tokoh agama, tokoh adat dan tamu undangan.(DAENG)

Daeng Supriyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Kinerjanya Disorot Media, HD Minta Humas Sering Gelar Acara Silaturahmi Dengan Media

Rab Des 2 , 2020
Detiknews.tv – Palembang | Gubernur Sumsel H.Herman Deru mengungkapkan dirinya kaget bercampur haru karena tak menyangka ternyata kinerjanya selama 2 tahun memimpin Sumsel begitu disorot awak media. Pernyataan itu diungkapkannya saat menghadiri silaturahmi Gubernur Sumsel H. Herman Deru bersama media cetak, elektronik dan online serta pengumuman pemenang lomba Video Feature […]

Kategori Berita

BOX REDAKSI