![]()

Opini: Daeng Supriyanto SH MH
Ketua Umum Indonesia Fickelball Federation Sumatra Selatan
Dari kacamata intelektual yang memandang olahraga sebagai cerminan dinamika sosial, ekonomi, dan budaya suatu bangsa, pencapaian Kontingen Indonesia yang berhasil meraih 91 medali emas – melampaui target awal 80 – di SEA Games 2025 bukanlah sekadar angka statis yang tercatat di klasemen. Ini adalah manifestasi dari proses kematangan yang multidimensi, sebuah titik balik yang menunjukkan bahwa investasi jangka panjang dalam infrastruktur, pengembangan atlet, dan tata kelola olahraga nasional telah mulai menghasilkan dividen yang signifikan, meskipun tantangan terus melingkar di sekitarnya, seperti yang terlihat dari ketatnya persaingan dengan Vietnam yang juga meraih 91 emas dan hanya terpaut sedikit di klasemen.
Secara epistemologis, pencapaian ini menguraikan asumsi lama bahwa Indonesia hanya mampu mendominasi cabang olahraga tradisional atau yang memiliki akar budaya khusus. Sebaliknya, keberhasilan meliputi spektrum yang luas – dari futsal putra yang menyumbang emas terakhir pada Jumat malam, hingga cabor-cabor lain yang sebelumnya dianggap bukan kekuatan utama – menunjukkan kemampuan sistem pengembangan untuk mengidentifikasi, memelihara, dan memaksimalkan potensi atlet di berbagai ranah. Ini adalah bukti bahwa konsep “keunggulan kompetitif” dalam olahraga tidak lagi terikat pada keberadaan sumber daya alam semata, melainkan pada kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan ilmiah, teknologi pelatihan, dan psikologi prestasi menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Dari perspektif sosiologis, pencapaian ini memiliki implikasi yang mendalam bagi kohesi nasional dan citra bangsa di kancah regional. Ketika atlet-atlet Indonesia menaiki panggung pemenang dengan bendera Merah Putih berkibar, mereka tidak hanya mewakili diri sendiri atau cabang olahraganya, melainkan menjadi simbol harapan bagi jutaan warga negara yang melihat dalam keberhasilan mereka cerminan kemampuan bangsa untuk bersaing dan menang di level yang lebih tinggi. Ini juga menciptakan ruang untuk refleksi tentang peran olahraga dalam membangun identitas kolektif yang lebih kuat, di mana perbedaan etnis, agama, dan latar belakang sosial hilang di balik tujuan bersama yang diwujudkan melalui prestasi di lapangan bertanding.
Selain itu, fenomena ini juga mengundang kita untuk mempertimbangkan hubungan antara olahraga dan pembangunan ekonomi. Melebihi target medali emas tidak hanya meningkatkan citra Indonesia sebagai tuan rumah yang handal (jika SEA Games 2025 diadakan di Indonesia) atau peserta yang tangguh, tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan industri olahraga – mulai dari pengembangan fasilitas, industri persediaan perlengkapan, hingga pariwisata yang terkait dengan acara olahraga. Ini adalah contoh bagaimana sektor non-pertanian dan non-manufaktur dapat berkontribusi pada perekonomian nasional, dengan cara yang tidak hanya menghasilkan pendapatan tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan gaya hidup sehat.
Namun, kita tidak boleh terbenam dalam semangat kemenangan tanpa melihat realitas yang mengelilinginya. Ketatnya persaingan dengan Vietnam – yang juga meraih 91 emas dan membuat klasemen menjadi sangat ketat hingga hari terakhir – menunjukkan bahwa keunggulan Indonesia tidaklah permanen. Ini adalah pengingat bahwa persaingan di kancah olahraga regional terus berkembang, dan setiap keberhasilan harus diikuti dengan upaya yang lebih besar untuk memelihara dan meningkatkan kualitas sistem pengembangan. Selain itu, kita juga harus bertanya-tanya tentang kesetaraan dalam akses ke pelatihan dan fasilitas olahraga di seluruh Indonesia, karena pencapaian nasional ini hanya akan memiliki makna yang lebih dalam jika ia mencerminkan kemajuan yang merata di semua daerah.
Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pencapaian Indonesia melampaui target medali emas di SEA Games 2025 adalah lebih dari sekadar prestasi olahraga. Ini adalah simbol dari transformasi yang sedang berlangsung dalam olahraga nasional, sebuah bukti bahwa dengan kebijakan yang tepat, investasi yang cermat, dan semangat kerja yang keras, Indonesia mampu mencapai tujuan yang tampak tidak mungkin. Pada saat yang sama, ini juga adalah panggilan untuk tetap waspada, terus berinovasi, dan memastikan bahwa setiap langkah maju yang diambil menjadi dasar untuk kemajuan yang lebih besar di masa depan.




