![]()

Opini Oleh Daeng Supriyanto SH MH
Ketua Umum Indonesia Fickelball Federation Sumatra Selatan
Di tengah lonjakan euforia kolektif yang meliputi masyarakat Tanah Air seiring dengan kemenangan kontingen Indonesia di SEA Games 2025 Thailand, munculnya kisah Justin Barki – petenis muda yang menjadi kebanggaan negara – bukan hanya sebagai peraih medali emas beregu putra bersama Christopher Rungkat, melainkan sebagai figur yang menyeimbangkan prestasi olahraga dengan tindakan humanis yang menggetarkan hati, menjadi contoh paradigmatis tentang bagaimana keberhasilan individu dapat diarahkan untuk kesejahteraan kolektif. Pilihan Justin untuk menyumbangkan seluruh bonus Rp1 miliar yang menjadi haknya kepada korban banjir bandang di Sumatera Utara tidak hanya merupakan tindakan amal yang sederhana, melainkan sebagai wacana intelektual tentang hubungan antara prestasi, kekayaan, dan tanggung jawab sosial yang mendalam.
Secara ontologis, tindakan Justin Barki menantang pandangan yang lazim tentang tujuan akhir dari prestasi olahraga: bahwa keberhasilan hanya diukur melalui medali, pujian, atau imbalan material. Ia menunjukkan bahwa prestasi dapat menjadi sarana untuk mencapai makna yang lebih dalam – yaitu, kemampuan untuk memberika dampak positif pada kehidupan orang lain. Ketika ia berdiri di atas panggung juara bersama seniornya Christopher Rungkat, memegang medali emas yang menjadi bukti kerja keras dan kerja sama tim, Justin tidak melihat diri sebagai pribadi yang berhak menikmati imbalan material secara eksklusif; sebaliknya, ia melihat bonus tersebut sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mengurangi penderitaan korban bencana yang tidak berdaya. Hal ini mencerminkan pemahaman bahwa keberhasilan individu tidak terlepas dari konteks sosial di mana ia hidup, dan bahwa setiap prestasi membawa dengan dirinya tanggung jawab untuk berbagi keberhasilan itu dengan yang lebih kurang beruntung.
Dari perspektif sosiologis, tindakan Justin juga memiliki dampak simbolis yang besar dalam membentuk citra olahraga Indonesia dan sosok atlet sebagai tokoh masyarakat. Di era di mana atlet seringkali diidentifikasi dengan gaya hidup mewah dan kepentingan pribadi, Justin muncul sebagai figur yang menentang stereotip itu. Ia menunjukkan bahwa atlet dapat menjadi contoh moral, yang tidak hanya cerdas dalam menguasai teknik olahraga, tetapi juga cerdas dalam memahami peran mereka dalam masyarakat. Kisahnya juga menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab sosial dari lembaga olahraga, pemerintah, dan masyarakat umum dalam mendukung atlet yang memiliki kesadaran sosial, serta dalam memastikan bahwa imbalan prestasi olahraga tidak hanya berupa materi, tetapi juga berupa kesempatan untuk berkontribusi pada perbaikan sosial.
Selain itu, hubungan antara kemenangan di SEA Games dan tindakan amal Justin terhadap korban banjir bandang di Sumatera Utara juga dapat dilihat sebagai cerminan dari dinamika antara kebahagiaan kolektif dan penderitaan kolektif di tanah air. Saat seluruh negara merayakan kemenangan di panggung internasional, ada sebagian masyarakat yang menghadapi kesulitan akibat bencana alam yang tak terduga. Tindakan Justin menjadi jembatan yang menghubungkan kedua dunia itu – dunia kemenangan dan kebahagiaan dengan dunia penderitaan dan kebutuhan – menunjukkan bahwa kebahagiaan kolektif hanya akan lengkap ketika kita juga peduli dengan penderitaan sesama. Secara epistemologis, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kebahagiaan dan kesejahteraan tidak dapat diperoleh hanya melalui prestasi individu, tetapi juga melalui pemahaman dan perhatian terhadap kondisi sosial yang melingkupinya.
Peran Christopher Rungkat sebagai senior yang bekerja sama dengan Justin untuk meraih emas juga tidak boleh dilewatkan dalam konteks ini. Kerja sama tim yang menghasilkan kemenangan tersebut menjadi landasan bagi Justin untuk mendapatkan bonus yang kemudian disumbangkan. Ini menunjukkan bahwa prestasi olahraga seringkali merupakan hasil dari kerja sama, dan bahwa keberhasilan individu tidak dapat dicapai tanpa dukungan dari orang lain. Dalam konteks tindakan amal Justin, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kerja sama tim dapat diarahkan untuk mencapai tujuan sosial yang lebih luas – yaitu, bagaimana komunitas olahraga dapat bekerja bersama untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya.
Kekuatan simbolis dari tindakan Justin juga terletak pada faktanya bahwa ia adalah petenis muda – generasi muda yang akan menjadi pembawa harapan negara ke masa depan. Tindakannya menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia tidak hanya cerdas dan berbakat dalam bidang olahraga, tetapi juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi dan keinginan untuk berkontribusi pada perubahan positif. Hal ini memberikan harapan bahwa masa depan negara akan ditandai dengan keberadaan individu-individu yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga berkelakuan baik dan bertanggung jawab. Secara teleologis, tindakan Justin dapat dilihat sebagai langkah awal menuju pembentukan masyarakat yang lebih adil, penuh kasih, dan saling peduli.
Namun, kita juga perlu menyadari bahwa tindakan amal seperti yang dilakukan Justin, meskipun patut dipuji, tidak boleh menjadi pengganti kebijakan publik yang komprehensif dalam menangani bencana alam dan kesejahteraan masyarakat. Ia dapat menjadi dorongan untuk pemerintah dan lembaga terkait agar lebih serius dalam menyusun kebijakan yang mengantisipasi bencana, meningkatkan infrastruktur penanggulangan bencana, dan memberikan bantuan yang tepat waktu dan efektif kepada korban. Tindakan Justin menjadi cerminan dari kebutuhan akan kerja sama antara individu, masyarakat, dan pemerintah dalam menangani masalah sosial yang kompleks.
Kesimpulannya, kisah Justin Barki – peraih medali emas SEA Games 2025 yang menyumbangkan seluruh bonusnya kepada korban banjir bandang di Sumatera Utara – adalah kisah yang melampaui batasan prestasi olahraga semata. Ia menjadi contoh intelektual dan moral tentang bagaimana keberhasilan individu dapat diarahkan untuk kesejahteraan kolektif, bagaimana prestasi dapat menjadi sarana untuk mencapai makna yang lebih dalam, dan bagaimana generasi muda dapat menjadi penggerak perubahan positif di masyarakat. Dalam tengah euforia kemenangan nasional, Justin menghadirkan pesan yang mendalam: bahwa kebahagiaan sejati terletak bukan hanya pada apa yang kita capai untuk diri sendiri, tetapi juga pada apa yang kita berikan kepada orang lain.




