Denpasar,(detiknewtv)-Kisah duda Buleleng, Bali, yang menikahi dua wanita bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Pasalnya, dua wanita tersebut dinikahi satu waktu alias bersamaan.
Ketiga mempelai berbahagia itu adalah I Made Sukartayasa (39) bersama dua istinya, Luh Kariasih (29) dan Komang Sri Parwati (25). Kisah cinta mereka terungkap berawal dari foto pernikahan yang viral di media sosial (medsos).sukartayasa jadi duda setelah istri pertamanya meninggal saat melahirkan anak pertama.
“Awalnya sudah pernah (menikah) tapi pas melahirkan langsung meninggal almarhum. Terus habis itu status saya duda setelah duda itu baru pacaran yang dengan kedua-duanya ini,” kata Sukartayasa saat dihubungi detiknewstv, Minggu (2/8/2020).
Waktu berjalan. Sukartayasa mulai merajut asmara lagi Awalnya Sukartayasa hanya punya satu pacar karena pacar pertama jarang pulang, Sukartayasa tak tahan LDR (long distance relationship) alias menjalin hubungan jarak jauh.Sukartayasa lalu berpacaran dengan perempuan lain. Dua tahun dia jalani percintaan dengan pacar barunya.
“Saya kan sembunyi-sembunyi dulu karena yang pendekan itu kerjanya di kota jarang pulang dia, saya pacaran lagi sama karyawan sendiri di rumah gitu. Akhirnya berjalan 2 tahunan ketahuan sama yang di kota ini, saya punya pacar lagi gitu,” jelas Sukaryasa.
Terungkapnya cinta segitiga jelas memicu percekcokan. Situasi ini sempat menyudutkan Sukartayasa untuk memilih pacar pertama atau kedua. Tapi dia sulit memutuskan karena merasa nyaman dengan kedua kekasihnya.
“Setelah itu baru sempat cekcok waktu itu saya kan bingung jadinya disuruh memilih sama kedua-duanya siapa yang kamu pilih sekarang. Saya sama ini udah nyaman sama ini udah nyaman keduanya-duanya masak harus saya pilih,” kata dia.
Sukartayasa tak langsung memberi jawaban. Dia membiarkan waktu berjalan agar bisa menemukan jalan. Akhirnya, kedua pacarnya itu saling berkomunikasi.
“Akhirnya yang kerja di kota ini 3 harinya lagi dia kerja dari tempat kerja nelepon, minta nomor telepon cewek saya yang di rumah itu. Saya kirain minta nomor telepon mau bertengkar dia, terus akhirnya tak kasih langsung. Habis itu selang setengah dia nelepon saya bilang ‘saya tadi sudah bilang ke rumah saya sudah sepakat untuk memadu’ mau gitu pernikahannya di hari yang sama,” tambah Sukartayasa.
Kesepakatan telah dicapai mereka. Tapi dia turut meminta solusi kepada kepala lingkungan desa adat setempat. Setelah diperbolehkan, Sukartayasa pun memutuskan menikahi kedua pacarnya (sultan/priska).