Detiknews.Tv – Yogyakarta, Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakata, berpotensi menimbulkan bencana yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban harta benda maupun nyawa.
Terkait hal itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan berharap masyarakat memilikili terasi kebencanaan demi menekan, bahkan menghindari risiko jatuhnya korban jika terjadi bencana erupsi Merapi.
“Bencana tidak bisa dihindari, tapi jatuhnya korban jiwa bisa dikurangi bahkan dihindari,” kata Sri Muslimatun saat pengukuhan SMPN 2 Pakem sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Senin (17/02/2020).
Ia menjelaskan, terdapat dua implikasi ancaman terkait kondisi Merapi saat ini, yakni ancaman jangka pendek dan ancaman jangka panjang.
Ancaman jangka pendek,menurutnya,ialah apabila kubah lava tumbuh hingga mencapai volume kritis, kemudian longsor membentuk awan panas.
Untuk mengantisipasinya, salah satu yang dapat dilakukan dengan sosialisasi kepada warga di wilayah paling rentan ancaman Merapi dan simulasi peringatan dini.
“Adapun mitigasi jangka panjang dapat dilakukan dengan menegakkan peraturan terkait tata ruang wilayah berbasis mitigasi bencana sebagai telah diamanatkan oleh Undang-undang,” jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto menyatakan, hingga saat ini pihaknya telah mengukuhkan sebanyak 72 SPAB di seluruh Kabupaten Sleman.
“Diharapkan dengan pembentukan SPAB ini, warga sekolah memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan mitigasi bencana jika dibutuhkan sewaktu-waktu.Karena ada tujuh macam ancaman bencana yang ada di Kabupaten Sleman. Maka kita harus mempunyai kemampuan mitigasi bencana,”harapnya.
Hingga bulan Januari 2020 di Kabupaten Sleman telah terjadi 10 kejadian angin kencang dan 8 kejadian tanah longsor. Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat angin kencan gsebesar 42,1 juta rupiah. Sedangkan tanah longsor telah menyebabkan kerugian sebesar 230 juta rupiah ditambah dengan 7 orang mengungsi. (Detiknews.tv Yogyakarta – kd/yw).