Detiknews.tv – Arab Saudi | Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi untuk membahas berbagai isu strategis, termasuk perdamaian kawasan Timur Tengah dan penguatan kerja sama Bilateral. Kunjungan ini mendapat sorotan positif karena menandai komitmen Indonesia dalam memainkan peran aktif di panggung diplomasi global, khususnya di tengah meningkatnya Ketegangan Geopolitik di kawasan seperti Palestina, Yaman, Suriah, dan Sudan.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa pertemuan antara Presiden Prabowo dan para pemimpin Arab Saudi mencakup berbagai agenda penting.
“Ada beberapa agenda yang akan dibicarakan kedua pemimpin negara. Pastilah akan berbicara masalah kerja sama politik, baik politik Indonesia dengan Arab Saudi maupun politik di Timur Tengah,” ujar Prasetyo.
Lebih lanjut, pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menghasilkan banyak kesepakatan, salah satunya mengenai konflik yang sedang terjadi di Timur Tengah. Dalam kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi tersebut, Prabowo dan MBS menyerukan aksi nyata komunitas internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Palestina, Yaman, Suriah, dan Sudan.
“Kedua negara menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat koordinasi demi menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan,” bunyi pernyataan resmi yang dirilis Istana, seperti dilaporkan Saudi Press Agency.
Pembahasan mengenai konflik dan stabilitas kawasan Timur Tengah menjadi poin penting dalam pertemuan dengan para pemimpin Saudi. Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk mengambil peran aktif dalam upaya perdamaian dan stabilitas kawasan, mengingat meningkatnya tensi geopolitik di beberapa negara seperti Yaman, Suriah, dan Palestina.
Mengenai Palestina, Indonesia dan Arab Saudi menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana kemanusiaan di Gaza. Keduanya mengutuk blokade Israel dan penggunaan kelaparan sebagai senjata, serta menolak keras upaya pemindahan paksa warga Palestina.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera bertindak menghentikan agresi Israel dan menegakkan hukum internasional,” ujar keduanya dalam keterangan tertulis.
Terkait konflik di Yaman, Indonesia dan Arab Saudi menegaskan pentingnya solusi politik yang inklusif dan menjaga keutuhan negara tersebut. Indonesia menyambut baik inisiatif Kerajaan dalam mendorong dialog dan memberikan bantuan kemanusiaan serta ekonomi.
“Kami mendukung penuh upaya penyelesaian damai dan menghargai kontribusi Arab Saudi dalam memfasilitasi rekonsiliasi di Yaman,” ungkap keduanya.
Kedua negara juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas di Laut Merah dan menjamin kebebasan navigasi demi kepentingan global. Kemudian, mengenai konflik di Sudan, kedua negara menekankan pentingnya keberlanjutan Forum Jeddah sebagai sarana negosiasi damai dan gencatan senjata. Tujuannya adalah mengakhiri krisis, melindungi rakyat Sudan, dan menjaga integritas nasional.
“Kami mendukung proses damai yang dipimpin kawasan untuk menyelamatkan Sudan dari kehancuran lebih lanjut,” demikian pernyataan bersama tersebut.
Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono menyatakan dukungan terhadap langkah pemerintah dalam mendorong resolusi damai melalui diplomasi multilateral dalam merespons situasi konflik dan perang terkini di Timur Tengah.
“Prinsip utama kita adalah menegakkan perdamaian dunia dan menolak segala bentuk agresi militer yang mengancam stabilitas kawasan,” kata Dave.
Dave menyampaikan rasa prihatin mendalam atas eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah. Menurut dia, kondisi ini akan berdampak pada geopolitik hingga ekonomi dunia, sehingga Indonesia harus bersiap menghadapi beberapa dampaknya.
“Saya sangat prihatin atas eskalasi terbaru di Timur Tengah, menyusul serangan terbuka Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama Iran. Ini merupakan peningkatan konflik yang signifikan, dengan potensi dampak geopolitik berskala global,” jelas dia.
Dave menilai Indonesia memiliki potensi untuk tampil sebagai kekuatan moral dan penyeimbang dalam dinamika internasional yang kompleks, dengan memanfaatkan posisi strategisnya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan non-blok.
“Dunia tidak memerlukan konflik baru, apalagi perang global. Indonesia harus tampil sebagai kekuatan moral dan penyeimbang dalam dinamika internasional yang semakin kompleks,” ujarnya.
Kunjungan kenegaraan ini tidak hanya mencerminkan peran strategis Indonesia dalam membangun perdamaian global, tetapi juga menunjukkan arah kepemimpinan Presiden Prabowo yang mengedepankan stabilitas, solidaritas, dan solusi damai bagi masa depan kawasan dan dunia. (R)