Palembang– (DETIKNEWSTV) Perkembangan atlet karate Perguruan Gojukai di Sumsel kini semakin masif. Bahkan, Sumsel termasuk empat besar basis Gojukai terbesar di Indonesia.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Guru Gojukai Sumsel DAN V KGA Renshi Shihan Husni Yusuf, Jumat,(21/5/21) di Kantor KONI Sumsel.
Husni yang merupakan salah satu pendiri aliran karate Gojukai di Sumatera Selatan menyatakan bangga atas perkembangan olahraga itu dalam 40 tahun terakhir.
“Tentunya saya senang karena saat ini tercatat Ribuan orang menjadi anggota gojukai yang tersebar hingga ke tingkat kabupaten dan kota di Sumatera Selatan,” ujarnya
Perkembangan Gojukai di Jepang

Pada tahun 1931
ketika berusia 22 tahun memperdalam teknik Karate Goju langsung dari Master Chojun Miyagi.
Pada tahun 1951
Gogen Yamaguchi mendapat tingkatan “Ju Dan Hanshi” [DAN 10] dari Master Chojun Miyagi.
Gogen Yamaguchi berpartisipasi membentuk the All Japan Karate-Do Federation.Pada tahun 1965
Gogen Yamaguchi mendirikan International Karate-Do Gojukai dan menjadi presidennya, serta sukses mengembangkan karate Goju bukan hanya di Jepang tetapi diseluruh dunia hingga sekarang.

Setyo Harjono, SE. mendirikan “Karate Do Gojukai Indonesia” di Jakarta. Sebagai Komda [komisariat Daerah] lahirlah Komda DKI Jaya, lalu Komda-komda berikutnya.Setyo Haryono mengajak Kunishiro Ishi bergabung ke dalam Organisasinya tetapi dengan alasan pribadi, Ishi Menolak, yang ikut bergabung adalah dua murid senior Ishi, yaitu : Richard Menwidjaya dan Maskum Prasetya, sedangkan Budhi Dharma kemudian mendirikan perguruan sendiri bernama Gokasi.Pada masa pecahnya PORKI, Setyo Haryono berpihak pada Anton Lesiangi dengan membentuk Badan Kerja sama Olahraga Karate-Do Indonesia, kemudian membentuk FKSI [Federasi Karate-Do Seluruh Indonesia] dan terakhir FORKI [Federasi Olah Raga Karate Indonesia].Aktivitas Karate-Do Gojukai Indonesia dimasa kepemimpinan almarhum Drs. Setyo Harjono sangat tinggi, baik dalam kegiatan Nasional FORKI maupun dalam kegiatan internasional dari IKGA. Pengiriman karateka-karateka Indonesia ke Hombu IKGA Tokyo berlatih dalam Japan Karate-Do College Tokyo berlangsung teratur. Antara lain karateka Gojukai Indonesia lulusan Japan Karate Do College-nya Gogen Yamaguchi, adalah shihan Iwan Pranagtio Dan 7 IKGA. Asisten-asistennya yang tersenior ketika itu adalah: Richard Menwidjaya, Maskum Prasetya dan Woerjono Rahmat.Drs. Setyo Harjono, SE. wafat pada tahun 1979 dan Gojukai Indonesia diwariskan kepada Top senior yaitu Richard Menwidjaya, yang oleh Gogen Yamaguchi digelari Bruce Lee Bali, didalam kepemimpinan beliau didampingi oleh senior-senior Gojukai indonesia lainnya, seperti Maskum Prasetya, Achmad Ali, Yoke Parengkuan, Handri Kessek.
Komda [Komisariat Daerah] Gojukai Indonesia tertua setelah Gojukai DKI Jaya adalah Gojukai Komda Sul-Sel. Komda Sulsel ini didirikan oleh Sensei Richard Memwidjaya dengan Murid-muridnya antara lain, Achmad Ali, Howard Kowagan dan H. Ibrahim M. Rum.
Materi Dasar Karate-Do GOJUKAI
IKRAR DAN JANJI KARATE – DO GOJUKAI
Hitotsu’ Jinkaku Kanseni Suto’ Muru Koto’
Hotosu’ Makoto No Michi O’momuru Koto’
Hitotsu’ Daryo Ko No Sei Shin Oyasinau Koto’
Hitotsu’ Reigi O’ O’manzuru Koto’
Hotosu’ Kekki No Yu’ O’imashimuru Koto’
Pertama berupaya keras untuk menyempurnakan karakter
Pertama membela jalan kebenaran
Pertama meningkatkan semangat untuk maju
Pertama menghormati prinsip-prinsip etika
Pertama melindungi diri dari godaan jahat
Kami karateka Gojukai senantiasa akan berlatih keras dan menguasai
Karate–Do Gojuryu sebagai wujud;
Terima kasih kepada:
Soke Chojun Miyagi, Sensei, Pencipta Gojuryu Karate–Do
Terima kasih kepada:
Saiko Shihan Gogen Yamaguchi, Hanshi Sensei Pendiri Gojukai Karate-Do
Terima kasih kepada:
Kaico’ Saiko Shihan Gossi Yamaguchi, Hanshi Sensei, Maha Guru Tertinggi kami
Terima kasih kepada:
Shihan Setyo Haryono Sensei, Pendiri Gojukai Indonesia
Kami merasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat mempelajari Karate-Do Gojuryu dan berjanji:
Mempelajari Karate-Do hanya untuk tujuan-tujuan mulia
Mempelajari Karate-Do dengan semangat dan jiwa ksatria
Menjunjung tinggi nama baik perguruan dalam ucapan dan tindakan.
Pemahaman “Reigi” Tata Tertib Dojo, “Dojo-Kun” Ikrar, Serta Pengenalan Gishiki
- diterjemahkan dari REIGI di Honbu Dojo Tokyo Jepang.
-
- Karateka harus berusaha seoptimal mungkin untuk tidak terlambat menghadiri latihan sesuai jadwal latihan yang telah ditentukan.
- Jangan makan satu jam sebelum latihan.
- Hadir di dojo ketika kondisi Anda sedang fit, karena begitu Anda memasuki dojo, Anda harus bersiap untuk melakukan latihan seoptimal mungkin sesuai jadwal latihan. Jangan mengikuti latihan di dojo, jika Anda sementara terluka, atau terkilir atau belum sembuh dari suatu penyakit.
- Memasuki dojo harus menanggalkan alas kaki dan topi, tidak membawa botol minuman ke dalam dojo. Di tempat penyimpanan alas kaki ditaruh secara tertib dan teratur.
- Selama berada di dalam dojo dilarang merokok.
- Jika ada seorang karateka yang lebih senior yang berdiri di belakang Anda, maka Anda harus mempersilakan karateka yang lebih senior untuk lebih dahulu memasuki dojo.
- Memasuki dojo melakukan penghormatan tradisi Karate sambil mengucapkan “ONENGAISHIMASU” yang berarti “Please Help Me”, dengan jelas dan tegas.
- Setelah berada dalam dojo, pertama-tama harus melakukan penghormatan kepada karateka yang lebih senior, dan secara spesifik kepada para instruktur dan master (Shihan), dengan ucapan “ONENGAISHIMASU” dan dibalas dengan penghormatan yang sama.
- Selama di dalam dojo, harus menjaga agar “DOGI” yang dikenakan senantiasa rapid an tidak berantakan.
- Selama mengikuti latihan, dilarang memelihara kuku panjang, dilarang mengenakan benda-benda yang dapat membahayakan diri sendiri maupun pasangan latihan, seperti arloji tangan, cincin, gelang, kalung, dan sejenisnya.
- Ketika Anda dengan sangat terpaksa datang terlambat, Anda harus melapor alasan keterlambatan Anda pada pimpinan latihan, dan melakukan “JUNBI UNDO” sendiri jika session Junbi Undo sudah lewat.
- Selama Anda di dojo, jika Anda duduk harus dalam posisi “SEIZA” (duduk berlutut) atau “ANZA” (duduk bersila).
- Selama latihan berlangsung di dojo, instruktur tidak diperkenankan duduk hingga latihan berakhir.
- Latihan dimulai dan diakhiri dengan melaksanakan “GISHIKI” (upacara tradisi), dengan tata cara upacara sebagai berikut:
- Murid yang tersenior di ujung barisan memimpin upacara dengan meneriakkan aba-aba “KIOTSUKE” (siap).
- Murid tersenior mengaba-aba “SEIZA” untuk duduk berlutut.
- Pimpinan latihan (Shihan atau Sensei) mengaba-aba “MOKUSO” (mengosongkan pikiran), dan mengakhirinya dengan aba-aba “MOKUSO YAME”. Pada saat “MOKUSO”, tutup kedua mata, bernafas dalam-dalam dari perut bawah, konsentrasikan pada TANDEN (5 cm dibawah pusar) dan berusaha mengosongkan pikiran.
-
-
- Murid yang pimpinan upacara mengaba-aba:
-
– “SHOMEN NI REI” (artinya hormat ke altar Goju)
– “SHINZEN NI REI” (artinya hormat ke panji-panji kenegaraan maupun panji-panji kekaratean dan perguruan).
-
-
- Murid yang pimpinan upacara memimpin “DOJO-KUN”:
-
Yang bunyinya sebagai berikut:
Kami karateka Gojukai, senantiasa akan berlatih keras sebagai wujud terima kasih kepada:
– Soke Chojun Miyagi, Pencipta Goju-Ryu Karate-Do.
– Hanshi Gogen Yamaghuci, Pendiri Gojukai Karate-Do.
– Saiko Shihan Goshi Yamaghuci, Guru Tertinggi Kami.
– Shihan Setyo Haryono, Pendiri Gojukai Indonesia.
Janji Karate-Do Goju:
Kami merasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat mempelajari Karate-Do Goju, dan berjanji:
– Mempelajari Karate-Do hanya untuk tujuan-tujuan mulia.
– Mempelajari Karate-Do dengan semangat dan jiwa ksatria.
– Menjunjung tinggi nama baik perguruan, dalam ucapan dan tindakan.
- Usai pembacaan “DOJO-KUN”, pimpinan upacara mengaba-aba: “IJO NI REI” (artinya; hormat kepada Dojo-Kun).
- Pimpinan latihan membalik menghadap ke barisan para murid, dan pimpinan upacara mengaba-aba penghormatan kepada pimpinan latihan, tergantung status keinstrukturan pimpinan latihan, misalnya: SHIHAN NI REI atau SENSEI NI REI.
- Setiap melakukan penghormatan kepada seseorang di dojo, harus mengucapkan ONENGA ISHIMASU. Tingkatan yang lebih tinggi selalu harus membalas penghormatan “KOHAI”nya.
- Kalau yang hadir dalam “GISHIKI” (upacara) lebih dari satu Shihan, maka penghormatan awal pada Shihan yang tertinggi dan tersenior dengan aba-aba “RO-SHIHAN” (Shihan yang lebih senior) dan pada Shihan lain dengan aba-aba “WAKA-SHIHAN” (Shihan yang lebih yunior). Demikian juga kalau yang memimpin lebih dari sati Sensei, maka pada Sensei yang paling senior disebut “RO-SENSEI” dan Sensei yang lain disebut “WAKA-SENSEI”.
- Ketika sedang latihan di dojo, dilarang berkelakar atau bercakap-cakap, kecuali di saat diberi kesempatan oleh instruktur untuk bertanya atau disaat ditanyai sesuatu oleh instruktur.
- Ketika instruktur menyampaikan sesuatu, dengarkan baik-baik dan tenang. Jangan lupa untuk menunjukkan bahwa Anda mendengar dan memahami apa yang dikemukakannya.
- Setiap murid seharusnya mengetahui mengetahui kondisi fisiknya, staminanya dan kekuatan fisiknya dengan baik. Jangan memaksa diri Anda melakukan sesuatu yang tidak mungkin.
- Instruktur harus selalu mengamati kondisi fisik dari para murid. Dalam setiap pergantian session latihan, instruktur sebaiknya memberi waktu istirahat sejenak kepada para murid, waktu istirahat tergantung kondisi konkret para murid.
- Setiap instruktur harus mengoptimalkan langkah-langkah dan segala upaya dan peringatan selama latihan berlangsung untuk menjamin keselamatan para murid dari kemungkinan cedera atau kecelakaan.
- Limamenit sebelum latihan berakhir, lakukan JUNBI UNDO untuk pelemasan.
- Sebelum upacara penutupan latihan, instruktur harus memberikan kesempatan bertanya kepada para murid.
- Junbi Undo (Senam Karate)
Ada dua metode pelatihan Junbi Undo, metode pertama di awal latihan dan akhir latihan, metode kedua Junbi Undo dilakukan mengawali setiap session latihan sesuai dengan gerakan yang dilakukan.
Prinsip yang penting dalam Junbi Undo adalah hanya sekedar untuk pemanasan dan perenggangan, dan tidak dimaksud sebagai latihan pokok. Oleh karena itu, Junbi Undo yang ideal adalah 15% dari keseluruhan jam latihan total.
Meskipun demikian, Junbi Undo harus dilakukan dengan penuh keseriusan karena sangat memberikan pengaruh besar dalam proses latihan nanti, terutama dalam hal menghindari terjadinya keseleo pada bagian tubuh tertentu.
Jenis gerakan Junbi Undo harus sistematis mulai dari bagian tubuh paling bawah hingga ke bagian tubuh paling atas.(daeng)