Media Digital Sebagai Alat Intelektual dan Spiritual dalam Dakwah Kontemporer

Loading

Opini: Daeng Supriyanto SH MH

Alumi pondok pesantren sufi

Di era kemajuan teknologi yang tak terhenti, kita ditantang untuk memahami potensi media digital bukan hanya sebagai sarana hiburan atau komunikasi semata, melainkan sebagai alat intelektual dan spiritual yang kuat dalam melaksanakan dakwah – tugas yang menjadi amanah bagi setiap umat Islam. Sebenarnya, media digital adalah wujud dari perubahan zaman yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan seorang yang memiliki kematangan intelektual akan mampu melihatnya sebagai kesempatan untuk menyebarkan pesan kebenaran dengan cakupan yang lebih luas, kecepatan yang lebih tinggi, dan cara yang lebih sesuai dengan konteks masyarakat modern. Dalam kerangka pemikiran yang kritis dan berwawasan, memanfaatkan media digital untuk berdakwah adalah bukti dari kebijaksanaan yang menghubungkan tradisi agung dengan realitas kontemporer, memastikan bahwa pesan Al-Quran dan Sunnah tidak terasing dari kehidupan umat di abad ke-21.

Seperti yang tercatat dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Dan katakanlah: Wahai umat manusia! Sesungguhnya Aku adalah Rasul Allah yang diturunkan kepadamu semuanya, agar Aku memberitakan kepada kamu (peringatan) dari Allah dan menyampaikan pesan-pesan dari-Nya. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui” (QS. Al-A’raf: 158). Ayat ini menggariskan esensi dakwah sebagai tugas yang universal – menyampaikan pesan Allah kepada semua manusia, tanpa batasan ruang dan waktu. Seorang yang memiliki kecemerlangan intelektual akan memahami bahwa media digital adalah sarana yang sempurna untuk melaksanakan tugas universal ini. Dengan adanya platform daring seperti sosial media, situs web, saluran video, dan aplikasi mobile, dakwah dapat mencapai orang-orang di pelosok bumi yang tidak mungkin terjangkau oleh cara-cara tradisional semata. Ia tidak akan melihat teknologi sebagai ancaman bagi ajaran agama, melainkan sebagai alat yang diberikan Allah untuk memperluas jangkauan pesan kebenaran. Dakwah melalui media digital bukanlah penyimpangan dari tradisi, melainkan perluasan cakupan amanah yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Selain itu, Allah berfirman: “Maka berikanlah peringatan, sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang yang bertakwa” (QS. Az-Zumar: 8). Di sinilah kita melihat hubungan antara dakwah (yang merupakan bentuk peringatan) dan kesadaran akan kebutuhan untuk menyampaikannya dengan cara yang efektif. Seorang yang cerdas akan menyadari bahwa masyarakat modern terjebak dalam aliran informasi yang begitu banyak, sehingga pesan kebenaran harus disajikan dengan cara yang menarik, jelas, dan mudah dipahami. Media digital memungkinkan hal ini dengan berbagai fitur seperti animasi, visualisasi data, konten audio-visual, dan interaksi dua arah. Dengan menggunakan teknologi ini, dakwah dapat menjangkau kalangan muda yang lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digital, memberikan mereka akses ke pengetahuan agama yang berkualitas tanpa harus datang ke tempat ibadah atau lembaga pendidikan agama. Seperti yang dinyatakan dalam ayat ini, peringatan yang bermanfaat adalah yang dapat diterima dan dipahami oleh orang yang bertakwa – dan media digital adalah sarana untuk memastikan bahwa peringatan itu sampai ke tujuan.

Hadis Nabi Muhammad juga memperkuat pentingnya memanfaatkan semua sarana yang tersedia untuk berdakwah. Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menyebarkan agama-Nya dengan tangan-Nya, melainkan Dia akan menyebarkannya dengan tangan hamba-hamba-Nya yang saleh” (HR. At-Tabrani, shahih menurut syarat Al-Hakim). Hadis ini menunjukkan bahwa dakwah adalah tugas yang harus dilakukan oleh manusia, dengan menggunakan semua kemampuan dan sarana yang mereka miliki. Seorang yang memiliki kematangan intelektual akan memahami bahwa media digital adalah salah satu sarana paling kuat yang tersedia hari ini. Ia akan berusaha untuk mempelajari teknologi, memahami cara kerja platform digital, dan menciptakan konten dakwah yang berkualitas dan sesuai dengan ajaran Islam. Dakwah melalui media digital adalah wujud dari kepatuhan pada hadis ini – menggunakan tangan (kemampuan) yang diberikan Allah untuk menyebarkan agama-Nya di dunia modern.

Dalam pemikiran intelektual yang lebih mendalam, memanfaatkan media digital untuk berdakwah juga merupakan bentuk dari “pembaruan dakwah” yang tidak mengubah esensi ajaran, tetapi hanya mengubah cara penyampaiannya. Pembaruan ini adalah keharusan dalam setiap zaman, karena masyarakat terus berkembang dan cara berkomunikasi juga terus berubah. Seorang yang cerdas akan menyadari bahwa dakwah yang efektif adalah dakwah yang dapat beradaptasi dengan konteks zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai inti. Media digital memungkinkan hal ini dengan memungkinkan penyebaran konten dalam berbagai bentuk – mulai dari tulisan ilmiah, ceramah video, podcast, hingga konten yang lebih ringan seperti quote dan infografis. Semua bentuk ini memiliki tujuan yang sama: menyebarkan pesan kebenaran dan membimbing orang ke arah jalan yang benar. Seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran: “Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab sebagai petunjuk bagi manusia, dengan membawa kebenaran dari Allah dan peringatan serta petunjuk bagi orang yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 185). Media digital adalah alat untuk memastikan bahwa petunjuk ini sampai ke semua manusia, tanpa terkecuali.

Memanfaatkan media digital untuk berdakwah juga membutuhkan kepekaan intelektual dan etis yang tinggi. Seorang yang cerdas akan menyadari bahwa dunia digital juga penuh dengan ancaman – seperti penyebaran informasi salah, konten yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan pengaruh yang negatif. Oleh karena itu, dakwah melalui media digital harus dilakukan dengan hati-hati, memastikan bahwa konten yang disebarkan adalah akurat, sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah, dan tidak menimbulkan konflik atau kebencian. Seperti yang berfirman Allah: “Dan berbicaralah dengan orang-orang dengan cara yang baik” (QS. Al-Baqarah: 83). Ayat ini mengajarkan kita untuk berkomunikasi dengan cara yang baik, dan ini juga berlaku dalam dakwah digital. Seorang da’i yang cerdas akan menggunakan bahasa yang hormat, menghindari serangan pribadi, dan berusaha untuk membimbing orang dengan kasih sayang dan kebijaksanaan. Ia akan memanfaatkan media digital untuk menyebarkan kebaikan, bukan kebencian; kebenaran, bukan kesalahan; dan harapan, bukan keputusasaan.

Selain itu, memanfaatkan media digital untuk berdakwah juga memungkinkan terjadinya interaksi dan kolaborasi antar umat Islam di seluruh dunia. Seorang yang cerdas akan menyadari bahwa dakwah bukanlah tugas individu, melainkan tugas bersama. Media digital memungkinkan da’i dari berbagai negara dan budaya untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide, sehingga mereka dapat saling mendukung dan memperkuat upaya dakwah. Ini juga memungkinkan umat Islam untuk berkomunikasi satu sama lain, berbagi cerita keberhasilan, dan memberikan dukungan satu sama lain dalam menghadapi tantangan hidup. Seperti yang dinyatakan dalam Hadis Nabi: “Umatku seperti satu tubuh; jika satu bagian sakit, seluruh tubuh akan merasa sakit karena tidak tidur dan tidak makan” (HR. Bukhari dan Muslim). Media digital adalah alat untuk memperkuat rasa persatuan dan solidaritas antar umat Islam, membuat mereka merasa lebih dekat satu sama lain meskipun terpisah oleh jarak dan budaya.

Dalam konteks spiritual, memanfaatkan media digital untuk berdakwah juga merupakan bentuk dari amal shaleh yang berkelanjutan. Seorang yang cerdas akan menyadari bahwa konten dakwah yang disebarkan di media digital dapat terus memberikan manfaat bahkan setelah ia selesai membuatnya. Sebuah video ceramah, tulisan ilmiah, atau podcast dapat dilihat, dibaca, atau didengar oleh ribuan bahkan jutaan orang selama bertahun-tahun, memberikan manfaat spiritual yang abadi. Seperti yang dinyatakan dalam Hadis Nabi: “Barangsiapa mengajarkan satu kalimat kebenaran, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikit pun” (HR. Muslim). Dakwah melalui media digital memungkinkan seseorang untuk mengajarkan kebenaran kepada banyak orang sekaligus, mendapatkan pahala yang besar dan berkelanjutan. Ini adalah bentuk dari amal shaleh yang sangat berharga, karena ia dapat memberikan manfaat kepada banyak orang tanpa membutuhkan usaha yang terus-menerus.

Kesimpulannya, memanfaatkan media digital untuk berdakwah adalah wujud dari kecemerlangan intelektual dan spiritual yang sesungguhnya dalam era modern. Media digital adalah alat yang kuat yang dapat digunakan untuk menyebarkan pesan kebenaran dengan cakupan yang luas, kecepatan yang tinggi, dan cara yang efektif. Al-Quran dan Hadis telah memberikan petunjuk yang jelas tentang pentingnya dakwah dan penggunaan semua sarana yang tersedia untuk melaksanakannya. Seorang yang cerdas akan menerima petunjuk-petunjuk ini dengan hati yang terbuka, mempelajari teknologi, dan menciptakan konten dakwah yang berkualitas dan sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian, ia akan mampu menjangkau banyak orang, membimbing mereka ke arah jalan yang benar, dan memperkuat rasa persatuan antar umat Islam – semua ini adalah langkah menuju tercapainya tujuan dakwah yang sesungguhnya: menyebarkan kebenaran dan membawa orang ke dekat Allah.

Daeng Supriyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Mengatasi Ego Tuan Rumah – Menuju Pesta Olahraga yang Profesional, Sportif, dan Memberi Manfaat Abadi

Ming Des 28 , 2025
Opini: Daeng Supriyanto SH MH Kabid Humas KONI Sumsel Di kerangka pemikiran yang mendalam tentang makna sesungguhnya pesta olahraga – mulai dari skala global seperti Olimpiade, regional seperti Asian Games dan SEA Games, hingga nasional dan provinsi seperti PON dan Porprov – kita ditantang untuk melepaskan kecenderungan ego yang hanya […]

Kategori Berita

BOX REDAKSI