Analisis Kuasa Hutan: Dampak Kayu Gelondongan dalam Bencana Sumatera Akhir November 2025

Loading

Oleh Daeng Supriyanto SH MH CMS.P

KETUA UMUM DEWAN PIMPINAN WILAYAH FORUM LESTARI SUMSEL

1. “Kuasa Hutan” dalam Konteks Kayu Gelondongan

Di sini, “kuasa hutan” muncul sebagai konsekuensi terbalik dari kerusakan ekosistem. Hutan yang seharusnya melindungi menjadi sumber ancaman melalui kayu gelondongan—produk penebangan masif yang bertransformasi menjadi elemen yang memperparah bencana, bukan bagian dari sistem yang menstabilkan.

2. Dampak Langsung Kayu Gelondongan Berserak dan Bertumpuk

– Peningkatan Intensitas Banjir: Kayu yang terbawa arus mempercepat aliran dan menambah tekanan pada bangunan. Tumpukan 2 hektar dan 4 meter di Aceh Tamiang menjadi penghalang besar, memperluas dan memperlama genangan.
– Penyumbatan Saluran Air: Akumulasi kayu menurunkan kapasitas drainase sungai, menyebabkan air terperangkap dan banjir membanjiri lebih luas.
– Gangguan Evakuasi: Kayu yang menutupi jalan dan jembatan menghalangi warga melarikan diri dan tim penolong, memperburuk korban.
– Kerusakan Tempat Tinggal: Kayu yang bergerak dengan kecepatan tinggi menabrak rumah, menyebabkan kerusakan material dan ancaman langsung bagi keselamatan.

3. Hubungan dengan Penebangan Hutan Masif

Jumlah kayu gelondongan yang banyak adalah bukti nyata penebangan tidak terkendali. Hutan yang hilang kehilangan dua fungsi kunci:

– Penahanan Air: Tanpa akar dan kanopi, air hujan langsung mengalir ke permukaan, menimbulkan aliran deras.
– Stabilisasi Tanah: Lereng menjadi lebih rentan longsor karena tidak ada akar yang menahan tanah.
Kayu yang terpotong kemudian mudah terbawa arus saat hujan lebat.

4. Perspektif Ahli: Penyebab Gabungan Bencana

Seperti yang dinyatakan Dwikorita Karnawati pada 22 Desember 2025, bencana ini adalah hasil interaksi beberapa faktor:

– Kondisi Geologi Sumatera: Wilayah subduksi dengan lereng curam yang rentan terhadap tektonik dan longsor.
– Kerusakan Hutan: Penebangan masif memperparah aliran permukaan dan ketidakstabilan tanah.
– Pemicu Iklim: Hujan lebat yang berlangsung lama sebagai pemicu langsung.
Kombinasi ini membuat dampak bencana jauh lebih parah dibandingkan satu faktor saja.

5. Implikasi dan Kesimpulan

Kayu gelondongan adalah cerminan dari bagaimana kerusakan hutan mengubah ekosistem menjadi ancaman. Ini menekankan pentingnya perlindungan hutan sebagai bagian inti mitigasi bencana. Tanpa tindakan tegas untuk mengendalikan penebangan dan memulihkan ekosistem, risiko bencana serupa akan tetap tinggi di wilayah Sumatera.

Daeng Supriyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori Berita

BOX REDAKSI