![]()

Detiknews.tv – Palembang | Di tengah persaingan ketat perguruan tinggi di Indonesia dalam mencetak lulusan siap pakai, Universitas Sriwijaya (Unsri) tiba-tiba muncul sebagai “penantang baru” yang mulai menyalip kampus-kampus papan atas. Buktinya, lebih dari 60% lulusannya langsung terserap kerja dan usaha dalam enam bulan, sebuah angka yang menempatkan Unsri di barisan kampus dengan performa karier terbaik di Sumatera bahkan nasional.
Rektor Unsri, Prof. Taufiq Marwa, menyatakan bahwa pencapaian ini adalah sinyal perubahan besar dalam cara Unsri mempersiapkan mahasiswanya.
“Kami tidak mau lagi masuk kategori kampus daerah. Unsri harus bermain di level nasional,” tegasnya.
Berbeda dari pendekatan tradisional perguruan tinggi lain, Unsri kini mengusung strategi “sergap industri”, yaitu langsung menyodorkan kompetensi lulusan ke perusahaan-perusahaan besar sejak mahasiswa berada di tingkat akhir.
Pendekatan ini membuat perusahaan tidak perlu lagi menunggu, mereka tinggal mengambil talenta yang sudah terkurasi.
Pemprov Sumsel menargetkan 80% alumni terserap dalam setahun. Namun Unsri memilih target yang lebih agresif: mencapai angka tersebut sebelum satu tahun.
“Kalau ada yang bisa lebih cepat, untuk apa menunggu lama?” ujar Taufiq.
Unsri juga menampilkan wajah baru sebagai kampus yang mendorong terciptanya gelombang wirausaha. Program pendampingan bisnis mahasiswa berbuah hasil: sejumlah alumni sukses menjadi pengusaha yang meraih pasar regional hingga nasional.
Ini membawa Unsri pada positioning baru: bukan hanya menghasilkan karyawan berkualitas, tetapi juga pencipta pekerjaan.
Kampus ini juga mendorong alumni untuk tidak menerima upah di bawah standar. Rektor menegaskan bahwa lulusan Unsri idealnya digaji 120% dari UMR sebagai bentuk pengakuan atas kompetensi sarjana.
Dari klinik kecantikan yang kini berkembang nasional hingga startup lokal yang menguasai pasar daerah, alumni Unsri mulai memperlihatkan pengaruhnya.
Kini, Unsri tidak sekadar mengejar ketertinggalan—kampus ini mulai mengejar dominasi, menempatkan dirinya sebagai kekuatan baru yang menantang hegemoni kampus-kampus besar di Jakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta. (Ferry)
.




