Sebuah Visi Ambisius: Antara Potensi Transformasi Olahraga Nasional dan Tantangan Keberlanjutan di Balik Rencana Pusat Olahraga 500 Hektare

Loading

Opini Daeng Supriyanto SH MH

Kabid Humas KONI Sumsel

Berikut adalah opini dengan narasi yang panjang dan penuh dengan kalimat intektual menanggapi rencana Presiden Prabowo Subianto membangun pusat olahraga besar seluas 500 hektare:

Pada hari Jumat (5/12/2025), dalam acara pelepasan atlet kontingen Indonesia menuju SEA Games 2025 di Istana Negara, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rencana pemerintah yang cukup ambisius, yaitu membangun pusat olahraga besar seluas minimal 500 hektare. Rencana ini tidak hanya menjadi sorotan publik, tetapi juga menimbulkan berbagai pertimbangan intelektual yang mendalam terkait dengan dampak potensial, kebijakan yang mendasarinya, serta tantangan yang mungkin akan dihadapi.

Dari sisi positif, rencana ini dapat dilihat sebagai langkah strategis yang penting dalam pengembangan olahraga nasional. Pusat olahraga yang besar dan lengkap dengan fasilitas state of the art akan memberikan wadah yang optimal untuk mendidik dan melatih para atlet muda. Dengan menghadirkan pelatih-pelatih terbaik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembinaan dan pelatihan, sehingga menghasilkan atlet-atlet yang lebih berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini juga selaras dengan harapan Presiden Prabowo untuk melihat Indonesia mencetak lebih banyak prestasi di panggung dunia, terutama memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki negara ini dengan jumlah penduduk hampir 300 juta orang.

Selain itu, pembangunan pusat olahraga besar juga dapat memiliki dampak positif pada perekonomian lokal dan nasional. Proses pembangunan itu sendiri akan menciptakan lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan mendorong pertumbuhan sektor konstruksi. Setelah selesai dibangun, pusat olahraga tersebut dapat menjadi sumber pendapatan melalui penyelenggaraan acara-acara olahraga, konser, dan acara lainnya. Selain itu, ia juga dapat menarik wisatawan, terutama wisatawan yang tertarik dengan olahraga, sehingga memberikan kontribusi pada pertumbuhan sektor pariwisata.

Namun, di sisi lain, rencana ini juga tidak terlepas dari berbagai pertanyaan dan kekhawatiran. Salah satu kekhawatiran utama adalah mengenai biaya yang akan dikeluarkan untuk pembangunan dan pengelolaan pusat olahraga tersebut. Biaya pembangunan yang besar dapat menjadi beban bagi anggaran negara, terutama jika tidak diimbangi dengan manajemen keuangan yang baik dan efisien. Selain itu, pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas yang besar juga membutuhkan biaya yang signifikan, yang perlu dipikirkan dengan cermat agar pusat olahraga tersebut dapat beroperasi secara berkelanjutan.

Kekhawatiran lain adalah mengenai lokasi pembangunan pusat olahraga tersebut. Pemilihan lokasi yang tepat sangat penting untuk memastikan aksesibilitas dan kenyamanan bagi pengguna. Selain itu, juga perlu mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh pembangunan tersebut, seperti hilangnya lahan hijau, polusi, dan gangguan ekosistem. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi kelayakan yang mendalam dan tinjauan lingkungan yang cermat sebelum memutuskan lokasi pembangunan.

Selain itu, juga perlu mempertimbangkan mengenai keberlanjutan program pembinaan olahraga jangka panjang yang akan dijalankan di pusat olahraga tersebut. Pembangunan fasilitas yang bagus adalah langkah pertama, tetapi lebih penting adalah bagaimana program pembinaan dan pelatihan tersebut dapat dijalankan secara efektif dan berkelanjutan. Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga olahraga, dan masyarakat, serta kebijakan yang mendukung dan memfasilitasi pengembangan olahraga di segala tingkatan.

Masih terkait dengan keberlanjutan, kita juga tidak boleh melupakan kasus-kasus sebelumnya di mana pembangunan fasilitas olahraga besar tidak dapat beroperasi secara optimal atau bahkan terlantar. Contohnya adalah kasus stadion Palaran di Samarinda yang berbiaya hampir Rp 1 triliun tetapi banyak venue-nya sudah tak layak pakai dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama setelah dibangun. Atau kasus stadion Andi Mattalatta di Makassar yang sempat berubah menjadi “kebun sayur” karena kurangnya perawatan. Kasus proyek Hambalang yang sempat jadi bancakan korupsi dan terbengkalai juga menjadi pengingat bagi kita untuk lebih cermat dalam mengelola proyek-proyek besar seperti ini. Oleh karena itu, perlu adanya sistem pengawasan dan pengendalian yang ketat untuk memastikan bahwa rencana pembangunan pusat olahraga ini dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi negara dan masyarakat.

Kesimpulannya, rencana Presiden Prabowo Subianto untuk membangun pusat olahraga besar seluas 500 hektare adalah langkah yang ambisius dan memiliki potensi besar untuk mengubah wajah olahraga nasional. Namun, untuk mewujudkan rencana ini, perlu dilakukan pertimbangan yang cermat dan mendalam terkait dengan berbagai aspek, seperti biaya, lokasi, keberlanjutan, dan pengelolaan. Dengan melakukan hal ini, diharapkan pusat olahraga tersebut dapat menjadi wadah yang optimal untuk mendidik dan melatih para atlet muda, serta memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan masyarakat negara ini.

Daeng Supriyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

MEMASTIKAN KEJAYAAN ATLET DI USIA EMAS DAN KESTABILITAS PASCA-PENSIUN: SEBUAH KEBUTUHAN SISTEMATIS DAN INTEKTUAL

Jum Des 5 , 2025
Opini Daeng Supriyanto SH MH Kabid Humas KONI Sumsel Di tengah semarak industri olahraga yang terus berkembang menjadi sektor ekonomi dan budaya yang mendominasi, kita ditantang untuk memahami bahwa kejayaan seorang atlet tidaklah hanya terukur dari medali yang diraih pada puncak usia produktifnya, melainkan juga dari kemampuannya untuk menavigasi transisi […]

Kategori Berita

BOX REDAKSI