![]()

Detiknews.tv – Palembang | Di tengah meningkatnya frekuensi bencana hidrometeorologi di Indonesia, sebuah gelombang solidaritas cepat muncul dari Palembang. Forum Cakar Sriwijaya Sumatera Selatan menunjukkan bahwa inisiatif warga dapat bergerak lebih gesit dibanding banyak lembaga formal ketika bencana besar terjadi serentak di beberapa provinsi.
Aksi bertajuk “Pray for Bumi Pertiwi” yang digelar Sabtu (29/11/2025) menjadi bukti nyata. Ratusan anggota komunitas ini turun ke jalan di Simpang Lima DPRD Sumsel sebagai pusat kegiatan, menyusul kabar banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Tidak hanya menggalang dana, Forum Cakar Sriwijaya juga membuka posko pencarian keluarga hilang bagi warga Palembang yang cemas terhadap kerabatnya di tiga provinsi terdampak. “Kami tidak sekadar mengumpulkan donasi. Banyak warga yang belum bisa menghubungi keluarganya, dan kami membantu menelusuri informasi itu,” ujar Sekretaris Jenderal DPC Kota Palembang, Ki Musmulyono, SP.
Gerakan ini menjadikan Forum Cakar Sriwijaya salah satu komunitas pertama di Sumatera Selatan yang menjalankan fungsi koordinasi lintas provinsi tanpa menunggu arahan lembaga pemerintah atau badan kebencanaan.
Ketua Umum DPC Kota Palembang, Edi Medan, menyebutkan bahwa penggalangan dana dilakukan di dua titik utama: Simpang Lima DPRD dan Simpang Charitas, kemudian diperluas ke sejumlah lampu merah dan pasar selama tiga hari. Donasi yang terkumpul akan segera digunakan untuk membeli logistik yang dibutuhkan warga terdampak di Sibolga dan wilayah lain di Sumatera Utara.
Forum ini juga membangun jejaring posko peduli bencana di Aceh, Medan, dan Padang untuk mempercepat distribusi bantuan. Posko utama di Palembang ditempatkan di Jalan Anwar Sastro, tepat di samping Kantor Gubernur Sumsel.
Menurut Edi, keberadaan jaringan relawan lintas provinsi ini membuat distribusi logistik berjalan lebih cepat dibanding lembaga kemanusiaan besar yang membutuhkan koordinasi lebih panjang. “Kami bergerak dari warga untuk warga. Begitu dana terkumpul, langsung kami salurkan,” tegasnya.
Hingga Sabtu pukul 14.00 WIB, Forum Cakar Sriwijaya mencatat donasi sementara sebesar Rp4.030.000, dan jumlah itu diperkirakan akan meningkat seiring perluasan titik penggalangan dana dalam tiga hari ke depan.
Selain bantuan langsung, komunitas ini juga mendorong gerakan mitigasi bencana jangka panjang. “Membersihkan drainase, merawat pohon, dan memastikan lingkungan tidak rawan longsor harus menjadi kebiasaan, bukan hanya respons ketika bencana sudah terjadi,” kata Edi.
Gerakan cepat dari Palembang ini menjadi pengingat bahwa kapasitas masyarakat sipil Indonesia untuk merespons bencana sebenarnya sangat besar. Yang dibutuhkan hanya koordinasi, kesediaan bergerak, dan kepedulian antarwilayah. (Ferizal)




