![]()

Detiknews.tv – Palembang | Dalam momentum Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda, organisasi Sumbu Perjuangan Bangkit dan Lawan (Super Bangwan) bersama PEKAT IB Sumsel menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Dengan Semangat Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan Kita Tingkatkan Peran Partisipasi Masyarakat Guna Terwujudnya Visi Palembang Berdaya, Berjaya dan Sejahtera”, Kamis (13/11/2025) di YAP Ballroom, Jalan Kapten Marzuki, Palembang.
Acara strategis ini turut dihadiri Wali Kota Palembang Ratu Dewa, sejumlah pejabat daerah, tokoh masyarakat, serta perwakilan berbagai organisasi kepemudaan.
Ketua Umum Super Bangwan sekaligus PEKAT IB Sumsel, Suparman Rohman, menegaskan bahwa perjuangan generasi muda masa kini jauh berbeda dengan masa lalu.
“Kalau dulu pemuda berjuang melawan penjajahan, sekarang musuh kita justru datang dari dalam diri sendiri — seperti narkoba, tawuran, dan judi online. Semua itu mengancam masa depan generasi muda,” ujar Suparman usai acara.
Menurutnya, semangat kepahlawanan harus dimaknai ulang agar relevan dengan tantangan zaman digital. FGD ini, lanjut Suparman, menjadi ajang mencari formula konkret untuk memperkuat karakter, moralitas, serta daya saing pemuda di tengah derasnya arus globalisasi.
“Kami ingin hasil FGD ini menjadi rekomendasi resmi bagi pemerintah daerah. Pemuda Palembang harus dibentuk menjadi SDM yang andal, unggul, dan berkarakter,” tambahnya.
Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menyambut baik inisiatif tersebut dan menilai kegiatan ini sebagai bentuk sinergi nyata antara masyarakat dan pemerintah.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam membangun kota. Diperlukan partisipasi aktif dari semua elemen, terutama generasi muda. Mereka inilah motor penggerak perubahan Palembang ke depan,” tegas Ratu Dewa.
Ia juga menambahkan bahwa semangat kolaborasi menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi Palembang Berdaya, Berjaya, dan Sejahtera.
“Kita ingin pemuda Palembang bukan hanya bangga terhadap sejarah, tetapi juga mampu menciptakan sejarah baru lewat karya dan inovasi,” ujarnya.
FGD ini juga menyoroti isu aktual yang dihadapi masyarakat perkotaan seperti degradasi moral, maraknya penyalahgunaan teknologi, dan lemahnya pemberdayaan ekonomi pemuda.
Suparman menegaskan, perjuangan masa kini bukan lagi melawan penjajahan fisik, melainkan melawan ketidakpedulian, kebodohan, dan hilangnya semangat gotong royong.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal gerakan moral baru bagi masyarakat Palembang — untuk melahirkan generasi muda yang bukan hanya cerdas dan produktif, tetapi juga berjiwa nasionalis dan berintegritas.
Dengan semangat Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, FGD ini menjadi simbol bahwa semangat perjuangan tidak pernah padam — hanya berubah bentuk.
Dari melawan penjajah menjadi melawan kemunduran moral, dari pertempuran fisik menjadi perjuangan ide dan aksi nyata.
Palembang kembali menggaungkan pesan nasionalisme:
“Perjuangan belum selesai — hanya berganti medan.”(Yulia).




